BERITA KAMPUS - Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggandeng UI sebagai salah satu perguruan tinggi dalam pilot project Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT). Program pemerintah yang rencananya akan diresmikan pada April 2014 ini memungkinkan perkuliahan diakses seluas-luasnya oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Selain itu, lewat kuliah online atau dalam jaringan (daring) lintas universitas, mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan dari pakar yang tidak didapatkan di perguruan tinggi asalnya. Kuliah daring ini dapat diakses pada laman http://pditt.belajar.kemdikbud.go.id/.
Ketua Kantor Pelayanan dan Pengembangan Sumberdaya Pembelajaran (PPSP) UI, Gatot Fatwanto Hertono, Ph.D. mengungkapkan, saat ini UI telah menyiapkan diri untuk menyukseskan program tersebut. Kuliah daring dari UI dapat mulai diakses oleh mahasiswa non-UI pada semester mendatang (semester ganjil tahun ajaran 2014/2015). UI, kata dia, tengah menggodok aturan terkait administrasi akademik bagi mahasiswa non-UI yang ingin mengikuti perkuliahan daring tersebut. Lebih lanjut Gatot mengungkapkan, untuk semester depan, UI telah menyediakan enam mata kuliah daring, yaitu mata kuliah Pengantar Ilmu politik, Metabolisme, Akuntansi Keuangan 2, Advokasi Kesehatan, Machine Learning, dan Pemrograman Logika. "Akan difungsikan sebagai satu perkuliahan penuh pada September nanti," ucap Gatot.
Pada tahap awal penyelenggaraan PDITT, DIKTI mensyaratkan perkuliahan dapat diikuti oleh mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Untuk tahap pertama, materi perkuliahan disediakan dan dapat diakses oleh mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Ke depannya, PDITT memungkinkan adanya interaksi berupa tanya jawab dan konsultasi dengan dosen pengampu. Lebih lanjut Gatot mengatakan, mahasiswa yang mengambil mata kuliah di UI akan mendapatkan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM). Dengan NPM tersebut, mahasiswa dapat mengakses perkuliahan daring di setiap semester yang diinginkan. Dalam perkuliahan daring ini, sistem penilaian yang diberikan kepada mahasiswa disamakan dengan sistem penilaian yang ada di UI. "Nantinya UI akan memberikan kredit berupa transkrip nilai, " kata Gatot lagi.
Dalam proram ini, DIKTI bertindak sebagai agregrator. Mahasiswa yang ingin mengikuti kuliah daring di perguruan tinggi yang dituju dapat mendaftarkan diri dan memilih mata kuliah yang diminati melalui DIKTI. Setelah itu, prosesnya akan berlangsung di perguruan tinggi masing-masing. Ke depannya, DIKTI membagi pengembangan program ini menjadi beberapa tahapan. Pada tahap selanjutnya, perguruan tinggi yang sebelumnya hanya mengikuti kuliah daring dapat turut menjadi penyelenggara kuliah daring. Hingga tahap keempat, perkuliahan daring ini ditargetkan dapat diikuti oleh masyarakat umum.
Terkait kuota, saat ini Gatot belum dapat memastikan jumlah maksimal mahasiswa untuk setiap mata kuliah dalam perkuliahan daring. Hal tersebut menurutnya masih akan disesuaikan dengan kesiapan dosen pengampu yang memberikan kuliah. Karena bertujuan untuk dapat diakses seluas mungkin, dosen harus dapat melayani banyak mahasiswa. Dalam perkuliahan daring ini, lanjutnya, mahasiswa dapat mengunduh rekaman perkuliahan dan materi-materi perkuliahan.
Selain UI, perguruan tinggi lain yang menyediakan perkuliahan daring ini ialah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (Aptikom). Di UI, perkuliahan daring telah mulai diterapkan pada tahun 2002. Saat ini, di laman scele.ui.ac.id yang dikelola PPSP terdapat 800 mata kuliah dari seluruh fakultas yang dapat diakses oleh mahasiswa UI.
Posting Komentar